Minggu, 09 Maret 2008

Kita ini sedang ikut Audisi!!

Hey.. sadar gak sih sbenernya kita semua ini sedang ikut audisi!
wait! audisi apa dulu nih? yg jelas bukan audisi indonesian idol yg sedang saya ikuti(ooops! ketauan deh)..
bukan pula audisi KDI (beuh, yg ini mah saya ga ikutan), trus audisi apaan donk?
yang jelas audisi ini sedang di ikuti oleh seluruh makhluk yg mengaku manusia! saya juga ikutan, kmu juga lagi ikutan..
waktu audisinya juga selama kita hidup di dunia, prosesnya juga ga kerasa, karna tiap hari sbenarnya kita dinilai oleh panitia penilai audisi yg bernama Raqib dan Atid..
Tidak ada peserta audisi yg prosesnya mulus2 aja sampe audisi berakhir..
berarti tiap peserta mengalami ujiannya masing-masing., setiap peserta yg lolos ujian, akan maju ke level selanjutnya, dst, dst sampe ke level yg paling tinggi yaitu "taqwa"..
tapi, ada juga peserta audisi yg nyerah di tengah jalan..
"ah, gue mau dugem dulu deh, ntar aj tobatnya klo udah tua.pokonya gue mau seneng2 dulu mumpung masih muda"
hey! gimana klo panitia audisi yg bernama Izrail ngejemput kmu pas lagi dugem ato bahkan lagi berzina?
sudah pasti lah kmu bakal gagal audisi dengan gelar su'ul khatimah..
dan yg gagal pun ga kan dibiarin gitu aja, tpi bakalan dibuang ke tempat pembuangan yg dijaga oleh panitia audisi yg bernama Malik yg tak pernah senyum kecuali pd peserta audisi panutan qta, siapa lagi klo bukan rasulullah SAW..
tau ga sih, penghuni neraka yg hukumannya paling ringan berkata "sungguh, ini adalah siksa yg paling berat. penghuni neraka lainnya tdk akan ada yg mendapat siksaan yg lebih berat daripada ini!"
itu teh paling ringan, apalagi di tingkat yg paling berat atau neraka jahannam. Na'udzubillah..
tapi, gak jarang pula ada peserta yg dia sendiri ga tau lagi ikutan audisi, malah mereka cuma sibuk sama audisi2 yg cuma ngerebutin gelar miss world!
Lah, yg kaya gini mah langsung didiskualifikasi aja bo!
Trus, gimana donk biar lulus audisi dgn predikat khusnul khatimah?
Yah, tinggal ngikutin prosedur yg ada di Qur'an dan sunnah
mencontoh peserta audisi yg bernama Muhammad yg sudah dijamin lolos audisi..
dan yg lolos audisi berhak mendapat hadiah berupa tinggal sepuas-puasnya di tempat yg bernama surga,
tempat yg belum pernah dilihat dan didengar manusia, otak kita ga akan bisa membayangkan bagaimana surga, karna saking indahnya tempat ini..
dan gak ada satupun benda di surga yg terdapat di dunia..
jadi, seindah-indahnya benda di dunia, di surga mah jadi rongsokan jeng!
yaa, ngomong sih gampang ya, tpi prakteknya susah, malah yg bner2 ngikutin audisi-Nya dianggap aneh..
nah, itu salah satu ujian buat peserta audisi yg masih bertahan. ya kan?
Lagipula qta dah dikasih pertolongan oleh Sang ketua audisi yaitu sabar dan sholat..
"jadikan sabar dan sholat sebagai penolongmu.."
saudaraku sesama peserta audisi, yuk qta sama2 ikuti audisi ini dengan ikhlas..fasta bikuil khairat, mari kita berlomba-lomba dalam kebaikan..
insya ALLAH qta bisa mendapat kemenangan yg sejati yg nilainya lebih dari surga, yaitu bertemu dengan Sang Pelaksana Audisi, ALLAH AJA WAZZALA..


-diani-
22:17 08/03/2008

Minggu, 24 Februari 2008

dari CHEERLEADERS menjadi JILBABER

jadi cheerleaders menjadi jilbabers??
wah.. pasti ga nyangka ya.. dari busananya saja udh bertolak belakang..
tapi, bneran ada loh..!! saya jadi inget masa2 jahiliyah dulu, tpi yg pastinya saya bkn anggota cheerleader, tpi anggota taekwondo, hehe.. ga atuh..
ya.. kita langsung liat deh gimana ceritanya seorang anggota cheerleaders bisa jd jilbabers yg saya dpt dri suatu blog...

Hidayah hanya milik Allah semata. Hidayah dapat menghampiri setiap orang, meskipun bagaimanapun kondisi orang tersebut. Maka mohonlah selalu hidayah dari Allah Subhanahu wa Ta'ala agar kita termasuk orang-orang yang selamat di dunia dan akhirat. Inilah sepenggal kisah dari seorang akhwat yang awalnya termasuk anggota cheerleaders di SMAnya, sampai akhirnya berhijrah menjadi akhwat yang memakai jilbab syar'i. Mari kita simak penuturannya.

Sejak kelas satu SMA, aku termasuk salah satu ahggota cheerleaders. Ya! Seorang perempuan dengan pakaian minim nyaris telanjang yang menari-nari di hadapan ratusan penonton di tengah-tengah lapangan basket. Tidak hanya itu, aku juga menari di kafe-kafe. Dengan pakaian ketat dan minim, kami meliuk-liukkan badan di hadapan pengunjung. Tetapi, kesesatan itu tidaklah nampak bagiku waktu itu. Bahkan menjadi suatu kebanggaan bagi kami jika dapat tampil seseksi mungkin. Pergaulanku yang seperti itu memudahkan bagiku untuk tergoda dalam melakukan kemaksiatan lain. Merokok. Tentu saja ini tidak diketahui oleh pihak sekolah dan keluargaku.

Tetapi hidayah datang sesuai kehendak-Nya tanpa memandang kedudukan atau pangkat. Kelas tiga SMA, aku masuk ke kelas yang dikatakan kelas alim karena banyaknya anggota ROHIS dikelasku itu. Saat cawu I berakhir (dulu adalah sistem cawu), nampak beberapa teman laki-laki yang dulunya masih bergaul bebas mulai "berubah" ke arah yang baik. Aku bahkan menyukai salah satu di antara ikhwan tersebut. Tidak tahu diri ya aku ini. Tetapi dari situlah mulai berawal rasa ingin tahuku tentang agama ini. Aku sempat bertanya-tanya dengan Juan yang duduk di depanku. Aku berharap pembicaraan ini adalah pembicaraan yang dibolehkan, karena saat itu aku tidak dekat dengah teman-teman perempuan yang "baik" mengingat statusku yang cheerleader dan bandel itu.

Juan membicarakan masalah aurat. la mengatakan bahwa memperlihatkan aurat itu dosa bahkan bisa ikut menanggung dosa yang melihatnya. Maklum, saat itu aku masih memakai rok SMA pendek dan baju yang juga pendek bahkan dikatakan jungkies. Aku yang ceplas-ceplos langsung menjawab, "Berarti aku dosanya banyak dong!".

Akhirnya, aku mulai membaca-baca buku agama. Dipinjamkan oleh Juan dan sahabatku Ezi. Waktu itu, mulai muncul keinginan memakai jilbab. Aku banyak berpikir dan menangis. Keraguanku adalah bagaimana nanti tanggapan teman-temanku, bagaimana nanti dengan pergaulanku, keluargaku. Semua seakan-akan sangat sulit untuk dijalankan. Tetapi beberapa kejadian seakan menguatkanku. Terutama ketika mengingat masalah kematian. Di akherat nanti, tidak akan ada yang menemani, semua dipertanggungjawabkan sendiri. Aku membayangkan kalau aku dipadang mahsyar, aku bahkan lebih sendirian lagi daripada di dunia ini kalau teman-temanku yang dulu tidak mau bermain lagi denganku. Sempat di rumahku terjadi gempa kecil. Yang terpikir saat semua telah berhasil keluar rumah adalah, "Ya Allah... .bagaimana kalau aku meninggal tadi.. ..aku belum memakai jilbab.."

Aku sempat menceritakan ke salah satu sahabatku tentang keinginanku. Dia mengatakan "Kamu pakai jilbab bukan karena dia kan?". Maksud temanku adalah dia yang tadinya sempat aku sukai. Aku menjawabnya bukan. Sulit sekali menjelaskannya. Keputusan ini sangat jauh dari masalah percintaan dan bagiku adalah keputusan yang besar. Apalagi setelah aku mengetahui dalil-dalil Al-Qur'an yang mewajibkannya. Akhirnya aku menemui temanku yang bernama Ezi yang telah lebih dulu mendapatkan hidayah dan mengenakan jilbab sejak kelas dua SMA.

Aku menemuinya dan cuma bisa berkata, "Zi...eng...Zi...". Ezi memang orang yang sangat dewasa dan pengertian, dia langsung menjawab, "Kenapa Sis...?" . Aku hanya menatapnya tanpa bisa berkata-kata. Akhirnya Ezi berkata, "Sis... kamu mau pakai jilbab ya?". Aku langsung spontan menjawab, "Iyaa...".

Tepatnya hari Sabtu bulan Januari 2000, aku memakai jilbab ke sekolah. Aku sudah memberitahukan keinginanku ke keluargaku dan alhamdulillah mereka tidak melarang walaupun tidak berarti mendukung sepenuhnya.Karena aku membeli pakaian panjang dengan bantuan teman-teman ROHIS. Aku cuma punya satu kaos lengan panjang untuk dipakai keluar saat itu. Papaku hanya berkata, "Nanti kalau sudah lulus dibuka saja". Tapi aku jawab, "Tapi ini diwajibin di Al-Qur'an, Pi". Papa hanya terdiam mendengar jawabanku. Mama alhamdulillah kali ini menyetujui saja.

Teman-teman SMA-ku jelas heboh. Reaksi mereka macam-macam. Adik-adik anggota cheerleader hanya mengatakan, "Mba.....?!" Aku hanya tersenyum sambil berkata, "Mba ga bisa ikutan lagi ya.." Bahkan ada seorang teman perempuan yang biasa nongkrong di warung depan sekolahku menghampiriku sambil bertanya, "Sis, kamu ada apa. Ada masalah apa?". Dalam hati sebenarnya aku menjawab, "Aku takut sama Allah...", tetapi yang keluar hanya senyuman sambil berkata, "Ga apa-apa". Rasanya sulit sekali menjelaskan alasanku, apalagi kelihatannya klasik sekali jawaban itu untuk mereka. Teman-teman sekelas yang perempuan menyelamati aku sambil mengucapkan, "Selamat berhijrah". Aku menangis saat itu.

Bagiku waktu itu adalah sebuah batu loncatan besar dalam hidupku. Allah Maha Pengampun Lagi Maha Penyayang. Rasanya masa laluku hitam sekali. Tetapi manusia tidak lepas dari kesalahan, dan sebaik-baik manusia adalah yang bertaubat atas kesalahan yang ia buat. Aku meninggalkan semua kebiasaan burukku. Aku memakai pakaian panjang, menutup jilbabku sampai menutupi dadaku dan aku tidak merokok lagi. Aku teringat ucapan Ezi yang menemaniku saat membeli jilbab,

"Yang ini ya Sis?", ia memilihkan salah satu jilbab putih yang ada.

"Ha?... kependekan, Zi", aku tidak puas dengan pilihan yang ia berikan.

"Kamu mau pakai yang panjang kaya temen-temen?"

"Iya...", jawabku. Alhamdulillah, sejak pertama kali aku pakai jilbab, aku langsung menutupi dadaku. Waktu itu aku cuma tahu dalil "Tutupilah dadamu". Aku juga diajarkan oleh Ezi untuk memakai "Daleman" sebelum memakai jilbab yang kini aku tahu namanya adalah khimar yang artinya menutupi.

Setelah dua tahun berlalu, aku kuliah di sebuah universitas negeri di Yogyakarta. Di kota ini, alhamdulillah aku mendapat hidayah lagi yang kali ini memantapkanku dalam menjalankan agama ini. dari mulai mengikuti bedah buku yang tadinya hanya ikut-ikutan dan mengikuti program belajar bahasa Arab, aku mulai mengenal manhaj yang ditempuh oleh para sahabat. Aku semakin menyadari bahwa apa yang aku lakukan dulu bukanlah lompatan besar seperti yang aku kira. Masih banyak kesalahan-kesalahan yang aku buat, baik dalam pergaulan, perkataan, perbuatan dan pakaian yang aku kenakan. Aku jadi tersadar bahwa ilmuku ternyata sangat minim sekali sehingga seperti dulu ketika belum memakai jilbab, aku menganggap apa yang aku lakukan benar-benar saja.

Kali ini dalil yang aku ketahui bertambah mengenai jilbab, yaitu surat Al-Ahzab ayat 59. Sekali lagi aku membuat heboh, baik di kampus dan di keluargaku karena "kebesaran" jilbabku dan warnanya yang gelap. Aku merasa seperti pertama kali memakai jilbab. kali ini aku mendapatkan doa, "Libas jadiid, wa 'isy hamiid, wa mut syahiid" (berpakaianlah yang baru, hiduplah yang terpuji dan matilah dalam keadaan syahid) dari mba-mba yang telah mendahului memakai pakaian yang syar'i. Aku hanya mengucapkan aamiin saja tanpa tahu artinya waktu itu. Ternyata setelah aku cari, itu adalah doa yang diajarkan Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam untuk orang yang mengenakan pakaian baru. Keluargaku sampai sekarang masih berkomentar, "Besar sekali jilbabnya" dan mengira aku adalah bagian dari sebuah organisasi Islam. Aku sempat menjawab bahwa aku tidak mengikuti organisasi apapun, karena Islam itu satu.

Semoga Allah memberikan kemudahan dan kesabaran bagiku dalam menjelaskan.

Untuk itulah aku harus terus menuntut ilmu din ini. Supaya amal yang aku lakukan juga didasarkan ilmu dan aku bisa menyampaikan hujjah (alasan) dalam melakukan ibadah tersebut.

Dalam pencarian ilmu dan menjalankan perintah Al-Qur'an dan sunnah Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam, banyak ujian yang aku hadapi, baik dari keluarga, teman, dosen atau lingkungan sekitar. Kalau tidak ada ujian itu, maka sepertinya memang tidak tepat dikatakan kita beriman. Karena mudah sekali untuk beriman kalau begitu dan semua orang mestinya sudah mudah melaksanakannya dari dulu.

Kesalahan sering tidak nampak saat kita berkubang di kesalahan tersebut. Cobalah untuk berusaha melangkah keluar, membersihkan kotoran yang ada. Maka insyaa Allah kita enggan menceburkan diri ke kubangan itu lagi. Apabila ada pengaruh yang membuat kita terdorong ke kubangan itu, peganglah kuat-kuat tali penjaga di dekat kita, yaitu Al-Qur'an dan As-Sunnah. Tidak henti-hentinya aku berdoa untuk dikuatkan dan diberi kesabaran dalam menghadapi semua itu.

Sumber: Elfata vol.5 no 9 tahun 2005

Sabtu, 23 Februari 2008

jilbab : never ending fashion!

Jilbab:Never Ending Fashion

Jilbab. Ya, satu kata itu pasti tidak asing di telinga kita, khususnya muslimah.
Seiring dengan berkembangnya jaman, dunia fashion juga gak mau kalah berkembang.
Contohnya aja nih, sekarang di mall-mall banyak dipajang cardigan pelangi warna-warni, plus celana pensil (gada nama laen apa, stabilo ke, haha) warna-warni juga.
dan sekarang2 para abg disuguhi dengan sejenis rompi apalah saya tidak tau namanya, sebagai pelengkap ato aksesoris.
Hmmm, ya..ya.. emang sih kalo pake baju model seperti tadi kita bakalan nampak keren, ya good looking gitu deh, dan predikat modis bakalan kita sandang!
tapi, sadar gak sih dunia fashion saat ini makin memprihatinkan!
karna secara gak langsung para perancang busana-busana itu--yg sbenarnya berasal dari kaum kapitalis--ingin mengeksploitasi tubuh wanita.
mereka senang bila para wanita mengumbar auratnya.
dan itu menjadi awal penyebab pelecahan seksual yang makin marak saat ini. Na'udzubillahimindzaliik.
Wah, jadi gimana donk??masa ga usah pake baju??hah, itu mah tambah memperburuk suasana kali.
satu-satunya jalan yang sangat diridhoi ALLAH SWT adalah engikuti syariat islam..
Ya, Jilbab adalah jawabannya!
Dengan berjilbab, seorang wanita akan nampak anggun dan insya allah terbebas dari tangan-tangan jahil.
Dan yakin deh, kita gakan ngerasa ketinggalan jaman kalo pake jaman,eh kalo pake jilbab soalnya dari dulu kan jilbab tetap dipake di kepala(hehe, ya iyalah masa ya iya donk)
maksudnya, sekarang kan dunia fashion makin berkembang, dan kalo kita tetep berpegang teguh pada dunia fashion skrg ini dijamin deh bakalan cape en cpt miskin, loh kenapa??
ya iyalah, skrg model A, bsk mungkin ganti jadi model B, sebulan lagi mungkin udh ganti jadi model C, wah, wah cape juga ya..
nah, beda sama jilbab, dari dulu hingga sekarang jilbab kan tetep yang dulu, selembar kain segiempat yang dikenakan di kepala..
mana ada jilbab model cutbray, jilbab model pensil, model sabrina, walah makin ngaco aja..
tapi, emang sih ada juga jilbab modis yang bnyak dipake ibu-ibu, saya juga pernah sih, hehe.. tapi, sama skali gak praktis, masa tiba-tiba ada bunga gudee di jilbab saya, en pemakaiannya juga wasting time bgt
ya,ya kita juga kudu mengeliminasi jilbab yang tidak sesuai dengan syari'at islam ini. Karna jilbab yang benar adlah yang menutup dada, bkn kepala aj..
sesuai dengan firman ALLAh SWT :
"Wahai Nabi!Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anakperempuanmu, dan istri-istri orang mukmin, "Hendaklah mereka menutupksn jilbabnya ke seluruh tubuh mereka."Yang demikian itu agar mereka mudah dikenali, sehingga mereka tidak akan diganggu. Dan Allah Maha Pengampun , Maha Penyayang"(QS.Al-Ahzab:59)
tapi, kalo misalkan kita blm siap pake jilbab yang menutup dada, gapapa! semuanya butuh proses kan??
kalo kita gak sanggup melaksanakan sesuatu, jangan ditinggalkan smuanya kan..
hmm..saatnya kita bangga pake jilbab!
tunjukkan identitas kita sebagai muslimah.
semoga ALLAH memelihara niat kita, amien,
Wassalamu'alaikum wr.wb
Oleh :Diani Chandra
06:20 15/02/2008

Senin, 18 Februari 2008

bring islam back!!

Heyy, hidup kita nggak cukup hanya sekolah, kerja, lalu nikah..
logikanya sih qta sekolah buat pinter biar dapet kerjaan bagus, lalu qta kerja buat mempertahankan hidup, mencari nafkah, makan, minum, dll, dan kalo udah ngerasa mapan, tinggal cari pasangan deh.
hmm,, kayanya enak bgt ya, klo hidup kita cuma sebatas kaya gitu, lalu apa bedanya qta dgn binatang yg notabene cuma makan,minum, dan berkembang biak, kesannya kita cuma numpang idup aja di bumi ALLAH yang luas ini..
jadi, kita musti ngapain donk??sebelum kita cari tau apa yang harus kita lakukan di dunia fana ini, kita kudu ngenalin dulu siapa kita..
Yup, pasti semua nyadar donk, kalo kita ini MANUSIA!!
Manusia adalah makhluk yang termulia, dilebihkan dari makhluk yang lain, dan semua juga pasti udah tau kalo manusia diciptakan ALLAH ke bumi adalah sebagai khlaifah
sebagaimana dalam firman ALLAH SWT :
"... Aku hendak menjadikan satu khalifah di muka bumi..."(QS. Al-Baqarah:30)
ya, khalifah! menurut tafsir al-misbah ayat tersebut menunjukkan bahwa kekhalifan terdiri dari wewenang yang dianugerahkan ALLAH SWT,
makhluk yang diserahi tugas, yakni Adam as, dan anak cucunya-tentu saja kita sendiri-, serta wilayah tempat bertugas, yakni bumi yang terhampar ini.
Jadi, sebenernya qta ini gak gratis tinggal di bumi, alias ada tugas yang kudu kita selesaikan, amanah itupun langsung dari ALLAH SWT, tuhan semesta alam ini!
lalu, tugas apa sebenarnya yang harus diselesaikan manusia??yup!tiada lain tiada bukan adalah memenangkan dien islam dan memurnikan tauhid, apa memenangkan dien islam bukan tugas kita?apa itu hanya tugas para ustadz?apa kita hanya ingin jadi penonton aj??waah, sungguh ruginya kalo kita mikir seperti itu..
sebagaimana firman ALLAH :
"Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi , dan gunung-gunung; tetapi semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir tidak akan melaksanaknnya(berat), lalu dipikullah amanat itu oleh manusia. Sungguh, manusia itu sangat zalim dan sangat bodoh,"(QS. Al-Ahzab:72)
hmm,, sombongnya ya makhluk yang bernama manusia itu, langit, bumi, dan gunung-gunung aja gak sanggup..
tapi, kita kudu tanggung jawab donk karna kita manusia, kita harus buktikan bahwa kita sanggup memikul tugas yang telah ALLAH amanahkan pada kita..
kalo bukan kita siapa lagi?
kalo bukan saya dan kamu siapa lagi yang akan menolong agama ALLAH??
siapa lagi??
masa cuma mau jadi penonton?bneran?orang lain masuk surga, kita juga cuma jadi penonton juga??waah, kayanya ngga deh..
yup, saatnya kita berperan dlm islam, gak hanya numpang, gak hanya ikut-ikutan..
saatnya kita bangun..
saatnya kita meneruskan perjuangan Rasulullah SAW..
Rasulullah saja saat sakaratul maut mengingat-ngingat umatnya, yang tiada lain adalah kita sendiri..
dan jika kita mengakui umat rasulullah saw, saatnya sekarang kita meneruskan risalahnya.. saatnya kita membawa islam kembali

saudaraku, maukah engkau melihat islam bangkit kembali?
maukah kita berkumpul lagi di surga kelak?

ALLAH Maha Mendengar, ALLAH Maha Mengetahui, marilah kita bawa islam kembali..
Bring Islam Back!!

My brothers, my sisters, in Islam
Let’s struggle, work, and pray..
(My ummah-sami yusuf)